RIAU (LK) – Tragedi hilangnya seorang siswi SMP di Kabupaten Pelalawan hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa masih menjadi pembahasan hangat oleh masyarakat Pelalawan.
Tidak hanya membahas tentang motif pelaku yang sampai tega menghabisi nyawa korbannya, unsur kelalaian dalam hal pengawasan dari berbagai pihak juga menjadi persoalan utama karena memberikan peluang kepada pelaku untuk melakukan perbuatan tersebut.
Seperti yang diungkapkan Ketua Forum RT/RW dan Kaling se Kecamatan Pangkalan Kerinci, Asiruddin, pihaknya juga merasakan duka yang sangat mendalam, karena IAS (15) harus meninggal dengan cara yang tidak wajar.
“Semoga polisi dapat segera mengungkap kasus ini, disini kita mengutuk perbuatan pelaku, semoga mendapat hukuman yang berat sesuai dengan perbuatannya,” ujar Asiruddin yang didampigi Koordinator Humas Agusman pada Minggu (14/2) sore di Kantor IWO Pelalawan.
Dikatakan pria paruh baya itu, tragedi yang menimpa IAS bisa terjadi terhadap siapapun dan kapanpun, namun saat kewaspadaan ditingkatkan, kemungkinan untuk kembali terjadi kasus yang sama dapat diminimalisir.
“Mari sama-sama kita menjaga lingkungan tempat kita tinggal, kami menghimbau seluruh RT/RW dan Kaling untuk terus meningkatkan pengawasan dalam lingkungan masing-masing, termasuk kepada masyarakat kita harapkan dapat pro-aktif,” paparnya.
Ditambahkan Asiruddin, tradisi lama yang berbunyi ‘Setiap tamu wajib melapor 1 X 24 Jam’ kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) harus dijalankan kembali, tujuannya juga agar lingkungan dana masyarakat bisa tetap kondusif dari kejahatan-kejahatan lainnya.
“Wajib lapor itu tujuannya untuk bersama, terutama dalam meminimalisir tindak kriminal, bukan hanya untuk masyarakat di lingkungan RT, tapi juga untuk keamanan tamu selama berada dalam lingkungan kita,” tutupnya.
Penulis : Yusman
